Kab. Samosir, Sumatera Utara – Pemeriksaan Substantif permohonan Indikasi Geografis Andaliman Pulo Samosir dipimpin langsung oleh Direktur Merek dan Indikasi Geografis bersama Tim Ahli Indikasi Geografis pada tanggal 24 April 2025. Kegiatan ini berlangsung di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, sebagai bentuk tindak lanjut atas permohonan yang diajukan oleh Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Andaliman Pulo Samosir.
Pemeriksaan substantif ini bertujuan untuk menilai kelayakan Andaliman Pulo Samosir sebagai produk yang memiliki karakteristik khas dan keunggulan mutu yang dipengaruhi oleh faktor geografis, termasuk kondisi alam dan pengetahuan tradisional masyarakat setempat.
“Andaliman Pulo Samosir merupakan Indikasi Geografis kedua setelah Kopi Arabika Pulo Samosir yang sudah lebih dahulu terdaftar pada tahun 2018, diharapkan Andaliman Pulo Samosir bisa segera terdaftar menjadi Produk Indikasi Geografis yang bisa memajukan ekonomi masyarakat lokal,” ujar Irma Mariana selaku Tim Ahlli Indikasi Geografis.
Andaliman Pulo Samosir terkenal dengan rasa unik yang menyerupai lada namun memiliki sensasi rasa segar yang tajam dengan sedikit efek kebas atau getir di lidah. Rempah ini telah menjadi bagian integral dalam masakan tradisional masyarakat Batak.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab. Samosir Tumiur Gultom menuturkan, “Andaliman yang tumbuh di wilayah Samosir memiliki aroma dan rasa pedas khas yang tidak ditemukan di daerah lain, menjadikannya bumbu utama dalam kuliner khas Batak seperti arsik dan Naniura”.
Tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat lokal, saat ini Andaliman Pulo Samosir juga digemari oleh konsumen dari benua Eropa. “Andaliman Pulo Samosir sudah diekspor ke negara Jerman dan Prancis, bahkan pembeli dari Inggris ingin membeli Andaliman Pulo Samosir sebanyak 150 Ton/tahun,” bangga Kiki Andrea yang saat ini menjabat sebagai Ketua MPIG Andaliman Pulo Samosir.
Direktur Merek dan Indikasi Geografis juga mengatakan bahwa perlu adanya dukungan penuh dari Pemerintah Daerah Kab. Samosir untuk dapat membawa Andaliman Pulo Samosir semakin dikenal di pasar global.
Dengan terdaftar menjadi produk Indikasi Geografis, diharapkan Andaliman dari Pulau Samosir tidak hanya mempertahankan warisan budaya lokal tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.
Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena sound horeg menjadi tren yang berkembang di tengah masyarakat, khususnya dalam kegiatan hiburan di ruang publik seperti pesta pernikahan, arak-arakan, hingga panggung hiburan rakyat. Atraksi ini memiliki ciri khas menggunakan speaker atau sound system yang memiliki daya besar dan memutar lagu-lagu populer dengan aransemen yang unik, serta terkadang disertai dengan pertunjukan visual atraktif.
Rabu, 30 April 2025
Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI) Razilu, melakukan audiensi ke kantor Wali Kota Tanah Datar pada 30 April 2025. Dalam pertemuan tersebut, agenda utama yang dibahas adalah penguatan promosi produk indikasi geografis (IG) terdaftar Songket Pandai Sikek, serta pemanfaatan potensi kekayaan intelektual (KI) lainnya di Kabupaten Tanah Datar.
Rabu, 30 April 2025
Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI) Razilu menyerahkan dua surat pencatatan kekayaan intelektual komunal (KIK) dan satu sertifikat merek kolektif dari Bukittinggi. Penyerahan ini dilaksanakan di sela-sela kegiatan audiensi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) dengan pemerintah Kota Bukittinggi di Kantor Wali kota pada Rabu, 30 April 2025.
Rabu, 30 April 2025
Rabu, 30 April 2025
Rabu, 30 April 2025
Rabu, 30 April 2025