MIC Maluku Utara Dimanfaatkan Siswa SMP Untuk Mengenal KI Sejak Dini

Ternate - Hal menarik terjadi di kegiatan Mobile Intellectual Property Clinic (MIC) Maluku Utara pada Selasa, 30 Agustus 2022. Kegiatan MIC yang diadakan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) ternyata tidak hanya menarik bagi pelaku usaha dan masyarakat umum. Sekelompok pelajar siswa menengah pertama (SMP) Islam terpadu (IT) Nurul Hasan Ternate datang ke booth layanan konsultasi kekayaan intelektual (KI).



Para siswa datang untuk mempelajari berbagai bidang (rezim) pada KI. Adanya program di sekolah yang mengharuskan para siswa berinovasi dan berkreasi menghasilkan produk membuat para siswa ingin mengetahui bagaimana cara melindungi karya yang mereka miliki agar tidak diakui orang lain. 

Kesadaran melindungi KI seperti ini sangat penting diketahui seluruh lapisan masyarakat di tengah tren ekonomi kreatif yang sedang menggeliat.

Salah satu guru pendamping dari SMP IT Nurul Hasan Rustantia Feni melakukan konsultasi mengenai dasar-dasar bidang KI. Para guru dan siswa ingin mengetahui perbedaan hak cipta, paten, merek, dan bidang KI lainnya. Hal tersebut dilakukan agar karya para siswa tidak salah didaftarkan.

“Saya antusias sekali dengan kegiatan ini. Luar biasa sekali. Saya dan para siswa di sini dapat berkonsultasi langsung dengan para pakar di bidang KI mengenai perbedaan bidang-bidang KI,” ujar Rustantia.

Rustantia mengatakan kurikulum di SMP IT Nurul Hasan memiliki program dimana para siswa diharuskan membuat suatu produk.
Sebagai Kota Rempah, keberagaman Rempah Ternate dapat diolah untuk menghasilkan berbagai produk. Potensi kekayaan alam ini kemudian dikreasikan oleh para siswa untuk menghasilkan produk baru. 

“Di sekolah ada program yang mengajarkan siswa menghasilkan sesuatu di bidang apapun. Karena di Ternate kaya akan rempah, banyak siswa menghasilkan kreasi makanan dari rempah. Pala biasanya hanya diambil bijinya saja, tapi dagingnya dibuang. Nah daging pala inilah yang dibuat sambal oleh anak-anak,” jelas Rustantia.

Iam, guru pendamping lainnya mengatakan tujuan membangun karakter siswa melalui kreasi ialah agar siswa dapat menganalisa masalah di sekitar lalu mencoba untuk memecahkan masalah melalui inovasi yang mereka ciptakan. 

Para guru juga memberikan edukasi bahwa hasil karya tersebut dapat menghasilkan nilai ekonomi jika diolah dengan benar.



“Karya yang dihasilkan berdasarkan kearifan lokal. Contohnya selai pala, sambal pala, masker kenari, komik dengan bahasa Ternate, dan karya lainnya, Sedini mungkin mereka berkreasi dan berinovasi. Kami harapkan hasilnya pun dapat mereka nikmati nilai ekonomi ke depannya,” tutur Iam.

Sebanyak lima guru pendamping dan sepuluh siswa datang langsung ke booth layanan konsultasi KI untuk mengetahui cara pendaftaran KI. Nurul salah satu siswa mengaku sangat antusias mempelajari dasar KI. Nurul sadar jika produk yang mereka hasilkan harus dilindungi agar tidak diakui orang lain.

“Senang sekali hari ini bisa bertanya langsung apa itu paten, hak cipta, dan lainnya. Saya dan teman-teman menjadi tahu jika produk yang kita buat harus dilindungi agar tidak ditiru orang lain,” ujar Nurul.

Layanan konsultasi KI pada kegiatan MIC di Maluku Utara berlangsung sejak 30 Agustus hingga 1 September 2022 di Jatilan Mal Ternate. Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat Maluku Utara dapat berkonsultasi dengan para pakar KI secara langsung. 



Melalui MIC, DJKI berusaha menjangkau masyarakat di seluruh Indonesia dari berbagai lapisan masyarakat. (DES/SYL)





LIPUTAN TERKAIT

Ketika Kata Menjadi Karya: Hak Cipta dan Kebebasan Pers yang Tak Bisa Dipisahkan

Di balik setiap berita yang kita baca, dari headline daring hingga kolom opini di koran pagi, tersimpan kerja keras para jurnalis yang menakar fakta dengan nurani dan merangkai kata dengan nurani dan ketelitian. Namun, sayangnya, masih banyak yang lupa bahwa tulisan-tulisan ini bukan sekadar informasi; mereka adalah karya intelektual. Dan seperti karya seni lainnya, tulisan jurnalistik juga punya pemilik, yaitu penulisnya.

Sabtu, 3 Mei 2025

Fenomena Sound Horeg dan Potensi Kekayaan Intelektual di Baliknya

Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena sound horeg menjadi tren yang berkembang di tengah masyarakat, khususnya dalam kegiatan hiburan di ruang publik seperti pesta pernikahan, arak-arakan, hingga panggung hiburan rakyat. Atraksi ini memiliki ciri khas menggunakan speaker atau sound system yang memiliki daya besar dan memutar lagu-lagu populer dengan aransemen yang unik, serta terkadang disertai dengan pertunjukan visual atraktif.

Rabu, 30 April 2025

Dirjen KI Dorong Pemda Tanah Datar Gencarkan Promosi Songket Pandai Sikek dan Potensi KI Lain

Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI) Razilu, melakukan audiensi ke kantor Wali Kota Tanah Datar pada 30 April 2025. Dalam pertemuan tersebut, agenda utama yang dibahas adalah penguatan promosi produk indikasi geografis (IG) terdaftar Songket Pandai Sikek, serta pemanfaatan potensi kekayaan intelektual (KI) lainnya di Kabupaten Tanah Datar.

Rabu, 30 April 2025

Selengkapnya