Yogyakarta – Di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi berbasis kreativitas, karya cipta tidak hanya menjadi bentuk ekspresi individual, tetapi juga aset strategis yang memiliki nilai ekonomi tinggi, khususnya bagi daerah kreatif seperti Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Menyadari pentingnya pelindungan terhadap karya cipta dan produk hak terkait, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum DIY menyelenggarakan kegiatan Penguatan Pencatatan Hak Cipta dan Produk Hak Terkait di Aula Kantor Wilayah Kementerian Hukum DIY pada Rabu, 23 Juli 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian program Tahun Tematik 2025: Hak Cipta dan Desain Industri, dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, membangun kesadaran, serta mendorong langkah konkret dalam perlindungan karya lokal melalui pencatatan hak cipta dan produk hak terkait.
Dalam sambutan Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham DIY yang disampaikan oleh Kepala Divisi Pelayanan Hukum Evy Setyowati Handayani bahwa Yogyakarta sebagai kota seni, budaya, dan pendidikan memiliki potensi besar sebagai pencetus ide dan inovasi.
“Pelindungan terhadap karya cipta tidak hanya menghargai jerih payah pencipta, tetapi juga mendorong tumbuhnya inovasi dan kreativitas baru. Pencatatan hak cipta adalah langkah awal yang sangat penting untuk melindungi hasil karya, sekaligus membuka peluang ekonomi yang luas,” ujar Evy.
Ia juga mencatat bahwa dalam empat tahun terakhir terjadi peningkatan signifikan sebesar 45,39% dalam permohonan pencatatan hak cipta di wilayah DIY. Namun, upaya peningkatan literasi dan layanan masih terus diperlukan agar potensi besar ini dapat dimaksimalkan secara berkelanjutan.
Direktur Hak Cipta dan Desain Industri DJKI dalam hal ini diwakili oleh Sekretaris Bidang Permohonan Hak Cipta Novi Mirawanty menegaskan pentingnya pencatatan hak cipta sebagai bentuk pelindungan hukum dan peluang ekonomi.
“DJKI mengampu dua misi utama Kementerian Hukum, yakni mewujudkan pelayanan hukum dan penegakan hukum yang berkualitas. Melalui kegiatan ini, kami ingin memastikan bahwa setiap proses pencatatan hak cipta dapat berjalan cepat, tepat, dan berdampak nyata bagi pencipta,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa DJKI telah menyediakan layanan pasca-pencatatan, seperti perbaikan data dan sertifikat, perubahan nama dan alamat, lisensi, serta pengalihan hak, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Menariknya, dalam kegiatan ini DJKI turut menghadirkan Arman, vokalis grup musik Langit Sore, sebagai sosok kreatif yang telah merasakan langsung pentingnya perlindungan hak cipta dalam industri musik. Kehadiran Arman memberikan perspektif praktis tentang tantangan dan peluang bagi musisi dalam mengelola karya mereka secara legal dan profesional.
Selain itu, dua narasumber ahli dari DJKI juga dihadirkan untuk memberikan materi dan pendampingan teknis dalam pencatatan hak cipta dan produk hak terkait. Peserta yang terdiri dari pelaku seni, akademisi, serta komunitas kreatif diberikan kesempatan untuk melakukan pencatatan secara langsung, sekaligus berkonsultasi mengenai pelindungan hukum atas karya mereka.
Kegiatan ini menjadi langkah nyata DJKI dalam memperkuat ekosistem KI yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi, khususnya di daerah-daerah dengan potensi kreativitas yang besar seperti Yogyakarta.
Sebagai penutup, Evy menyampaikan apresiasinya kepada DJKI atas penyelenggaraan kegiatan ini. “Melalui kegiatan ini, kami berharap akan semakin banyak lahir generasi muda yang inovatif dan kreatif, serta sadar akan pentingnya perlindungan hukum terhadap hasil cipta mereka,” pungkasnya. (AMO)
Sebuah desain tak sekadar estetika visual, namun juga memiliki nilai ekonomi. Inilah gagasan utama yang diangkat dalam OKE KI Seri Webinar #24 bertema “Nilai Daya Saing Desain Industri dalam Bisnis Furniture” yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum pada Senin, 14 Juli 2025. Dalam kegiatan yang berlangsung interaktif ini, praktisi desain furniture dan akademisi Universitas Tarumanegara, Eddy Supriyatna Marizar hadir sebagai narasumber.
Senin, 14 Juli 2025
Dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) menyelenggarakan kegiatan Bakti Sosial dan Tadabbur Alam dengan mengusung tema Membangun Semangat Hijrah dalam Meningkatkan Iman dan Amal Sholeh di Yayasan As-Zalika, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Kamis, 10 Juli 2025.
Kamis, 10 Juli 2025
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) melihat masih kecilnya jumlah perguruan tinggi yang mengajukan paten di Indonesia dibandingkan keseluruhan jumlah universitas Indonesia. Meskipun secara keseluruhan perguruan tinggi menyumbang lebih dari 50% permohonan paten dalam negeri, baru sekitar 153 perguruan tinggi yang memegang paten. Fakta ini menjadi perhatian penting bagi DJKI dalam upayanya mewujudkan ekosistem kekayaan intelektual (KI) yang merata dan produktif.
Kamis, 3 Juli 2025
Kamis, 24 Juli 2025
Selasa, 22 Juli 2025
Selasa, 22 Juli 2025