Seteguk Kopi Arabika Hyang Argopuro di Penghujung INACRAFT on October 2024

Jakarta – Antusiasme pengunjung di booth Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) pada pameran INACRAFT on October 2024 semakin tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya pengunjung yang ingin mencicipi hingga membeli produk indikasi geografis (IG), salah satunya Kopi Arabika Hyang Argopuro khas Bondowoso.

Hana yang berprofesi sebagai pengusaha anyaman rotan, mengungkapkan kesannya setelah mencicipi kopi Arabika Hyang Argopuro varian wine. Ia mengatakan bahwa kopi ini memiliki sensasi rasa segar dan khasnya rasa pahit pada kopi varian ini dapat dinikmati dengan cara yang berbeda. 

“Setelah saya bandingkan dengan kopi lain yang pernah saya coba, kopi ini memiliki keasaman yang menyegarkan. Saya rasa kopi ini sangat cocok disajikan dingin,” ujar Hana pada hari terakhir gelaran INACRAFT on October 2024.

Hana juga mengapresiasi upaya DJKI dalam memperkenalkan berbagai produk IG sehingga pengunjung bisa merasakan langsung sebelum memutuskan untuk membeli.

“Saya sudah mencoba berbagai varian kopi, dan hari ini saya memutuskan untuk membeli Kopi Arabika Hyang Argopuro varian wine,” lanjutnya.

Antusiasme serupa juga dirasakan oleh Dani Firsada selaku pemilik produk IG Kopi Arabika Hyang Argopuro. Ia menyebutkan bahwa keikutsertaan produk kopinya dalam kegiatan ini berhasil meningkatkan minat pembeli, hal ini terlihat dari banyaknya kopi yang terjual selama pameran.

“Pembeli kopi ini tidak hanya datang dari Indonesia, tetapi juga dari berbagai negara seperti Malaysia, China, Jepang, Arab Saudi, Turki, hingga Inggris,” ungkap Dani.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada DJKI yang telah memfasilitasi produk IG-nya sejak 2021 untuk ikut serta dalam kegiatan INACRAFT. Selain itu, pameran ini menjadi ajang silaturahmi dengan anggota Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) lainnya.

“Alhamdulillah, DJKI selalu mendukung Kopi Arabika Hyang Argopuro sehingga produk kami semakin dikenal luas oleh masyarakat,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya mencantumkan logo IG pada produknya. Selain dapat memberikan nilai tambah, adanya logo IG pada suatu produk juga dapat menjadi strategi edukasi kepada masyarakat.

Kopi Hyang Argopuro sendiri terdaftar sebagai IG dengan nomor G000105 sebagai kopi berjenis arabika yang memiliki cita rasa unik seperti rempah, sedikit pedas, karamel, serta kadar keasaman yang rendah sehingga aman bagi lambung.

“Kami berharap DJKI dapat terus mengadakan kegiatan seperti ini dan merangkul lebih banyak lagi produk IG agar semakin dikenal oleh masyarakat,” pungkas Dani. (mkh/sas)



LIPUTAN TERKAIT

Sinergi DJKI dan Kanwil Kemenkum Sumut Pacu Pencatatan KIK

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) berkolaborasi dengan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum (Kemenkum) Sumatera Utara menggelar kegiatan Fasilitasi dan Konsultasi Inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) pada 6 Mei 2025. Kegiatan yang berlangsung di Kantor Wilayah Kemenkum Sumatera Utara ini menjadi wadah bagi perwakilan dari berbagai Dinas Kabupaten di Sumatera Utara untuk meningkatkan pemahaman dan melakukan inventarisasi KIK di wilayah masing-masing.

Selasa, 6 Mei 2025

Jaga Warisan Lewat Indikasi Geografis

Lukisan Kamasan merupakan salah satu Indikasi Geografis dari Desa Kamasan, Provinsi Bali, yang telah terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum. Lukisan tersebut sudah ada sejak zaman kerajaan dan sampai saat ini masih dijaga kelestariannya. Hal tersebut disampaikan oleh Gede Weda Asmara selaku Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Lukisan Kamasan Bali dalam Podcast Obrolan Kreatif dan Inovatif Kekayaan Intelektual (OKE KI) dalam gelaran INACRAFT 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) pada Minggu, 9 Februari 2025.

Minggu, 9 Februari 2025

Tenun Buna Insana: Kisah Cinta dan Perjuangan Mama-mama Melindungi Warisan Budaya NTT

Di sebuah galeri sederhana yang terletak di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, deretan Tenun Buna Insana terpajang bak lukisan yang merangkai kisah kehidupan. Motif-motif berbentuk pengait menyerupai huruf Z berbicara dalam keheningan, menyampaikan warisan leluhur yang dijaga dengan penuh cinta dan ketekunan oleh mama-mama setempat. Di setiap helaian benang yang tersulam, ada peluh, doa, dan cerita tentang harapan.

Senin, 23 Desember 2024

Selengkapnya