Sineas Bali Mendiskusikan Royalti Bidang Film dengan DJKI

Bali - Pengelolaan royalti hak cipta atas pemanfaatan ciptaan dan produk hak terkait di bidang lagu dan/atau musik telah diterbitkan. Pengelolaan royalti di bidang buku sedang digodok oleh pemerintah. Namun pada bidang lainnya, yaitu pengaturan royalti film masih belum ada.

Direktur Hak Cipta dan Desain Industri Anggoro Dasananto mengatakan terdapat perbedaan pengaturan mengenai aturan tiap bidang karya cipta. Industri perfilman belum ada lembaga manajemen kolektif, peraturan, juga mekanisme penarikan royaltinya.

“Saat ini belum ada pengaturannya. Satu-satunya cara mengisi kekosongan hukum ini yaitu dengan pembuatan kontrak yang harus jelas dibuat para sineas film,” tutur Anggoro di Taman Werdhi Budaya Art Center, Denpasar, Bali, Sabtu, 29 Oktober 2022.

Kedepannya pemerintah akan membuatkan peraturan yang jelas untuk melindungi tiap bidang seni di Indonesia. Hal tersebut sangat penting dilakukan untuk menegakkan hukum kekayaan intelektual, dalam hal ini industri perfilman.

“Pengaturan terkait royalti sangat perlu untuk memajukan kesejahteraan para pelaku seni. Royalti film ini akan menjadi pekerjaan rumah kami untuk segera digodok,” tambah Anggoro.

Sebelum diskusi terkait royalti di bidang film, terlebih dahulu dilakukan pemutaran film "Antrabez : Memanusiakan Manusia" yang disutradarai Eric Est dari Estmovie. Atrabez merupakan singkatan dari anak terali besi. Pada film ini diceritakan bagaimana kreatifitas Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di lembaga pemasyarakatan (lapas) tidak dibatasi meski di dalam jeruji besi. Berbagai kegiatan dijalani seperti pembuatan roti, seni lukis, sablon kaos, barber shop, menjahit, dan lainnya. 

“Sejak 2016 hingga sekarang saya banyak mendapat pelajaran dari lapas. Ternyata orang di lapas tidak seperti yang kita bayangkan. Terima kasih Kemenkumham, saya adalah satu-satunya sutradara yang bisa ambil gambar dalam lapas,” jelas Eric.

Talkshow ini merupakan satu dari rangkaian kegiatan Festival Karya Cipta Anak Negeri. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM menggelar Festival Karya Cipta Anak Negeri akan berlangsung mulai 29 s.d. 30 Oktober 2022 di Art Center, Bali denagn beragai kegiatan menarik. (DES/SYL)





LIPUTAN TERKAIT

Ketika Kata Menjadi Karya: Hak Cipta dan Kebebasan Pers yang Tak Bisa Dipisahkan

Di balik setiap berita yang kita baca, dari headline daring hingga kolom opini di koran pagi, tersimpan kerja keras para jurnalis yang menakar fakta dengan nurani dan merangkai kata dengan nurani dan ketelitian. Namun, sayangnya, masih banyak yang lupa bahwa tulisan-tulisan ini bukan sekadar informasi; mereka adalah karya intelektual. Dan seperti karya seni lainnya, tulisan jurnalistik juga punya pemilik, yaitu penulisnya.

Sabtu, 3 Mei 2025

Fenomena Sound Horeg dan Potensi Kekayaan Intelektual di Baliknya

Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena sound horeg menjadi tren yang berkembang di tengah masyarakat, khususnya dalam kegiatan hiburan di ruang publik seperti pesta pernikahan, arak-arakan, hingga panggung hiburan rakyat. Atraksi ini memiliki ciri khas menggunakan speaker atau sound system yang memiliki daya besar dan memutar lagu-lagu populer dengan aransemen yang unik, serta terkadang disertai dengan pertunjukan visual atraktif.

Rabu, 30 April 2025

Dirjen KI Dorong Pemda Tanah Datar Gencarkan Promosi Songket Pandai Sikek dan Potensi KI Lain

Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI) Razilu, melakukan audiensi ke kantor Wali Kota Tanah Datar pada 30 April 2025. Dalam pertemuan tersebut, agenda utama yang dibahas adalah penguatan promosi produk indikasi geografis (IG) terdaftar Songket Pandai Sikek, serta pemanfaatan potensi kekayaan intelektual (KI) lainnya di Kabupaten Tanah Datar.

Rabu, 30 April 2025

Selengkapnya