DJKI Banjir Atensi di IFBC Expo Bandung: Permudah Akses KI untuk Pelaku Usaha

Bandung — Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) menunjukkan komitmen penuhnya dalam mendukung ekosistem wirausaha di Indonesia. Melalui Pameran Info Franchise and Business Concept (IFBC) Expo 2025 yang diselenggarakan pada 18 Juli 2025 di Gedung Graha Manggala Siliwangi, Bandung ini, DJKI berpartisipasi aktif menghadirkan stan layanan informasi, konsultasi dan asistensi terkait kekayaan intelektual (KI).

Acara yang berlangsung hingga 20 Juli 2025 ini menjadi panggung bagi DJKI untuk menyapa langsung para calon pengusaha dan investor, di mana Bandung sendiri adalah kota keempat penyelenggaraan IFBC Expo 2025 setelah sukses besar di Jakarta, Yogyakarta, dan Balikpapan.

Kehadiran DJKI dalam kegiatan yang diinisiasi oleh Asosiasi Franchise Indonesia dan PT Neo Expo Promosindo ini merupakan langkah "jemput bola" yang strategis. DJKI ingin memastikan bahwa layanan konsultasi dan asistensi terkait KI dapat diakses dengan mudah oleh para pelaku usaha yang haus akan informasi. Alhasil, stan layanan DJKI sontak menjadi magnet bagi pengunjung pameran, membuktikan tingginya animo masyarakat terhadap pentingnya pelindungan aset tak berwujud dalam membangun bisnis.

Antrean pengunjung tak putus di stan layanan DJKI sejak pagi hari. Salah satu pengunjung pameran yang terlihat menggunakan stan layanan ini adalah Asep Rahman Suhendar seorang calon pengusaha yang tengah merintis bisnis kuliner. Dalam penuturannya, Ia mengatakan bahwa dirinya sangat terbantu dengan adanya stan DJKI di sini.

"Kedatangan saya di booth ini awalnya hanya ingin mengetahui bagaimana alur bisnis proses pendaftaran merek hingga terbit sertifikat. Tetapi seiring dengan mengalirnya proses konsultasi, saya jadi tergerak untuk bertanya lebih dalam, termasuk bagaimana kiat sukses agar merek yang saya ajukan tidak ditolak. Saya mengapresiasi kesabaran petugas dalam memberikan pelayanan. Ini benar-benar mempermudah kami para pelaku usaha kecil untuk memahami pentingnya perlindungan merek sejak awal usaha,” terang Asep.

Sementara itu, salah seorang petugas layanan DJKI Patricia Julietta ketika diwawancarai mengungkapkan kegembiraannya melihat respons positif dari pengunjung. Ia, menyatakan bahwa sejak awal dibuka, stan layanan ini tidak pernah putus dari kehadiran pengunjung.

"Luar biasa sekali antusiasmenya. Banyak sekali pemohon yang datang untuk bertanya, terutama seputar merek. Mereka umumnya ingin tahu bagaimana proses pendaftaran merek, syarat-syaratnya, biaya yang dibutuhkan, hingga bagaimana cara menjaga pelindungan hukumnya agar tidak ada yang meniru. Ini menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya KI, khususnya merek, sebagai identitas dan aset bisnis, semakin meningkat,” jelas Suci.

Melengkapi layanan konsultasi yang berlangsung, Kantor Wilayah Kementerian Hukum Jawa Barat juga turut berperan aktif dalam kegiatan ini. Mereka menghadirkan sesi materi khusus mengenai KI di hadapan para peserta pameran. Sesi yang menghadirkan Kepala Bidang Kekayaan Intelektual Ery Kurniawan ini memperkaya pemahaman pengunjung tentang berbagai aspek KI, mulai dari hak cipta, desain industri, paten, hingga merek.

Dalam kesempatan tersebut, Ery menjabarkan betapa Pelindungan merek sangat penting dalam pengembangan usaha. Untuk itu, perlu adanya kesegeraan dalam mengajukan permohonan merek. Ini sejalan dengan sistem first to file yang dianut Indonesia, yaitu siapa yang mendaftarkan lebih dulu, maka dialah yang diakui secara hukum.

“Usaha yang sudah berjalan bertahun-tahun bisa dirugikan jika mereknya belum didaftarkan dan justru didaftarkan oleh pihak lain. Sertifikat merek merupakan aset penting, yang dapat dilisensikan dalam skema waralaba,” ungkap Ery.

Tidak hanya itu, melalui pemaparan materinya, Ery semakin memberikan gambaran komprehensif tentang bagaimana KI dapat menjadi pondasi kuat dalam mengembangkan usaha. Kolaborasi ini mempertegas komitmen pemerintah dalam mendampingi pelaku usaha dari hulu ke hilir.

Melalui partisipasi aktif dan respons positif yang luar biasa di IFBC Expo 2025 Bandung, DJKI terus berkomitmen untuk memastikan bahwa pelindungan KI dapat diakses dengan mudah dan dipahami secara menyeluruh oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya para pelaku usaha yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional. DJKI percaya, dengan pondasi KI yang kuat, wirausaha di Indonesia akan semakin maju dan berdaya saing global.



TAGS

#KI Umum

LIPUTAN TERKAIT

Desain Industri, Ujung Tombak Daya Saing Bisnis Furniture

Sebuah desain tak sekadar estetika visual, namun juga memiliki nilai ekonomi. Inilah gagasan utama yang diangkat dalam OKE KI Seri Webinar #24 bertema “Nilai Daya Saing Desain Industri dalam Bisnis Furniture” yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum pada Senin, 14 Juli 2025. Dalam kegiatan yang berlangsung interaktif ini, praktisi desain furniture dan akademisi Universitas Tarumanegara, Eddy Supriyatna Marizar hadir sebagai narasumber.

Senin, 14 Juli 2025

DWP DJKI Gelar Bakti Sosial dan Tadabbur Alam Peringati Tahun Baru Islam 1447 H

Dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) menyelenggarakan kegiatan Bakti Sosial dan Tadabbur Alam dengan mengusung tema Membangun Semangat Hijrah dalam Meningkatkan Iman dan Amal Sholeh di Yayasan As-Zalika, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Kamis, 10 Juli 2025.

Kamis, 10 Juli 2025

DJKI Targetkan Peningkatan Pemohonan Paten dari Perguruan Tinggi untuk Mendorong Pembangunan Ekonomi Nasional

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) melihat masih kecilnya jumlah perguruan tinggi yang mengajukan paten di Indonesia dibandingkan keseluruhan jumlah universitas Indonesia. Meskipun secara keseluruhan perguruan tinggi menyumbang lebih dari 50% permohonan paten dalam negeri, baru sekitar 153 perguruan tinggi yang memegang paten. Fakta ini menjadi perhatian penting bagi DJKI dalam upayanya mewujudkan ekosistem kekayaan intelektual (KI) yang merata dan produktif.

Kamis, 3 Juli 2025

Selengkapnya